Pepatah bilang “Malang tak bisa ditolak, untung tak bisa dikejar.”
Kadang hidup di dunia terasa seperti memecahkan satu misteri ke misteri
lain. Misteri karena kita memang tak tahu apa yang terjadi di masa
depan. Tak perlu jauh puluhan tahun ke depan, besok saja kita juga tak
tahu.
Seperti saya alami beberapa waktu lalu. Bangun tidur di pagi hari
terus mandi. Eh ternyata saluran pembuangan kamar mandi buntu. Lantainya
menjadi banjir. Anehnya malamnya masih lancar. Dan ketika saya jalankan
mobil, indikator mesin menunjukkan rusak. Aneh, sebelumnya tidak
apa-apa.
Ternyata ketika mengetahui masalah saluran air pembuangan dan
kerusakan mobil itu, ada 2 masalah lain yang muncul. Jadi ada 4 masalah
muncul bersamaan. Remeh tapi menjengkelkan. Bikin sakit hati juga.
Namun saya sadar selama hidup di dunia permasalahan selalu ada. Yang
dilakukan bukan bagaimana menghilangkan masalah atau menihilkan masalah.
Tak mungkin! Yang harus kita lakukan adalah bagaimana menghadapi
masalah sebaik mungkin. Ya sebaik mungkin. Karena kita juga tak tahu
apakah solusi yang kita pakai juga tepat.
Setiap saat kita harus bersiap adanya masalah. Bukan kita berharap
adanya masalah. Bukan. Tapi tidak menjadi kaget atau shock bila ada
masalah. Apalagi sesuatu yang tidak sangka sebagai masalah. Seperti yang
dialami oleh Ina.
~~~
Ina tak menyangka kekasihnya mengkhianatinya. Justru beberapa saat
sebelum acara pengikatan cinta mereka. Yang lebih sakit lagi kekasihnya
mengalihkan cinta pada Ita, sahabat karibnya. Seseorang yang menjadi
yang telah dipercaya sepenuhnya.
Ina dan Ita bersahabat sejak kecil. Tak tahu kapan persisnya. Mungkin
sejak keluarga mereka boyongan ke perumahan baru di daerah Rungkut.
Mereka bertetangga dalam satu perumahan meski beda gang.
Mereka sudah akrab meski sekolah SD-nya beda. Namun sejak SMP mereka
satu sekolah dan berlanjut ke SMA. Waktu kuliah juga satu universitas
meski beda fakultas.
Tentu saja persahabatan yang terbentuk ini menjadi sangat kental.
Mereka melakukan banyak hal bersama; bermain, menonton, belanja, bahkan
berbagi rahasia tentang pacar mereka. Persahabatan mereka tak putus
bahkan setelah mereka bekerja.
Kini Ina bekerja di sebuah perusahaan media massa. Sedangkan Ita
bekerja di sebuah perusahaan manufaktur. Di tempat kerjanya ini, Ina
mendapatkan kekasih. Sebut saja Arman. Dia teman kantornya.
Jalinan kasih yang dirajut mereka sangat serius. Sehingga mereka
memutuskan mengikatnya secara resmi. Persiapan demi persiapan telah
dilakukan. Mencari merchandise yang unik, mendesain undangan yang
cantik, melihat lokasi tempat prosesi pernikahan dan lainnya.
Selama itu Ita teman akrab Ina sering ikut menemani mereka. Bahkan
Ina menyuruh mereka berdua pergi menyiapkan sesuatu bila Ina berhalangan
karena pekerjaan. Karena tak heran Ita juga akrab dengan Arman.
Namun ketika persiapan sudah semakin matang, masalah itu muncul.
Seperti saya jelaskan di atas, kita tak berharap adanya masalah. Tapi
masalah kadang muncul.
Arman ternyata berkhianat. Dia ternyata diam-diam mengalihkan
cintanya ke Ita. Tentu saja berjalannya sangat lancar. Karena Ina tak
curiga sedikit pun kalau mereka berdua berjalan bareng.
Satu kali pengkhianatan cinta sudah menyebabkan sakit hati yang
sangat. Apalagi dua kali di waktu bersamaan! Sakitnya pasti tak
terperikan. Untuk yang tak kuat mental, bisa fatal akibatnya.
Ina shock berat. Dia tak percaya kejadian ini. Bagaimana mungkin
sahabat yang dipercaya melakukan seperti ini. Dia menangis berhari-hari.
Berbulan-bulan dia menyesali takdirnya. Menyesali pindah ke perumahan
itu sehingga ketemu Ita. Menyesali bekerja di perusahaan itu karena
bertemu dengan Arman yang kemudian memisahkan persahabatan dengan Ina.
Bahkan menyesali dilahirkan di dunia. Ingin rasanya mengakhiri hidup.
Dia tak tahu bahkan tak peduli apa yang akan terjadi esok.
Sehari-hari dia murung mengurung diri di kamar. Keluarganya sudah rela
mendukungnya dengan pindah rumah, karena tak mungkin lagi bertetangga
dengan keluarga Ita. Jangan tanya dengan pekerjaan. Ina sudah
mengundurkan diri. Karena pasti tak sanggup ketemu lagi dengan Arman
termasuk gunjingan teman kantor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar